Penyusunan data yang telah disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya, bukan berarti bahwa penyederhanaan data tersebut telah selesai. Jika jumlah responden yang diteliti banyak, maka barisan data yang tersusun pun akan panjang. Keadaan ini masih belum membantu peneliti dalam mengamati data tersebut. Agar data tersebut lebih sederhana maka perlu dibuat suatu distribusi frekuensi yaitu mengumpulkan data yang sama dalam satu kelompok. Dengan demikian dibutuhkan cara penyajian data dengan cara membuat distribusi data melalui pembuatan daftar distribusi frekuensi. Daftar distribusi frekuensi adalah penyusunan urutan data ke dalam kelas-kelas interval, untuk kemudian ditentukan jumlah frekuensinya berdasarkan data yang sesuai dengan batas-batas interval kelasnya. Distribusi frekuensi ada bermacam-macam, di antaranya :
Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi
Distribusi frekuensi absolut adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Distribusi ini disusun berdasar apa adanya, sehingga tidak menyukarkan peneliti dalam membuat distribusi ini.
Merupakan suatu jumlah persentase yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu.
Tahap penyusunan data menjadi daftar distribusi frekuensi antara lain adalah:
Jumlah kelas dihitung dengan menggunakan kaedah Sturges:
dimana n adalah jumlah data
Panjang kelas ditentukan dengan persamaan berikut:
Ujung bawah kelas interval ditentukan dengan cara menjumlahkan data terkecil yang ditetapkan sebagai ujung bawah kelas interval pertama dengan nilai panjang kelas (p).
Ujung atas kelas interval dimulai dengan interval kelas pertama sampai dengan kelas terakhir.
8. Menentukan batas bawah dan batas atas kelas interval
9. Menentukan nilai tengah
Nilai tengah dapat ditentuan sebagai berikut:
Banyak data dalam setiap interval kelas yang diperoleh dari himpunan data disesuaikan dengan batas-batas interval kelas.
Adapun macam-macam distribusi frekuensi adalah:
Distribusi frekuensi relatif dapat dinyatakan dalam bentuk relatif (persentase). Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan ataupun desimal.
Contoh 2.4:
Misalkan jumlah seluruh data adalah 125, maka diperolehdiperoleh tabel distribusi berikut ini:
Tabel 2.1 Distribusi frekuensi relatif dari Contoh 2.4
Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi yang berisikan frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan. Ada dua macam distribusi frekuensi kumulatif, yaitu distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari.
Contoh 2.5:
Berikut ini adalah data 50 mahasiswa dalam perolehan nilai statistik pada Prodi Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan pada Universitas “T” semester V tahun 2015:
Nyatakan data-data tersebut ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kurang dari dan lebih dari!
Penyelesaian:
Tabel 3.2 Tabel distribusi frekuensi kurang dari dan lebih dari
(a) Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
(b) Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Contoh Soal 2.1:
Misalkan terdapat sekelompok data berikut ini:
10 | 20 | 14 | 15 | 21 | 25 | 27 | 15 | 13 | 12 |
17 | 14 | 16 | 28 | 22 | 21 | 22 | 23 | 25 | 20 |
Kelompokkan data-data tersebut ke dalam suatu distribusi frekuensi!
PENYAJIAN DATA
Secara garis besar ada dua cara penyajian data yaitu dengan tabel dan grafik. Dua cara penyajian data ini saling berkaitan karena pada dasarnya sebelum dibuat grafik data tersebut berupa tabel. Penyajian data berupa grafik lebih komunikatif.
Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategori atau karakteristik data sehingga memudahkan untuk analisis data.
Ada tiga jenis tabel yaitu :
Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Tahun 1990
Sumber : BAKN, dlm Statistik Indonesia, 1986
Jumlah Mahasiswa UNP menurut Fakultas dan Kewarganegaraan 1995
Sumber : BAAK UNP, 2010
Jumlah Pegawai Menurut Golongan, Umur dan Pendidikan pada Departeman A Tahun 2000
Sumber : Data Buatan
Penyajian distribusi frekuensi biasanya dalam bentuk grafik. Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data secara visual yang biasanya dibuat berdasarkan nilai pengamatan aslinya ataupun dari tabel-tabel sebelumnya. Keuntungan menggunakan grafik yaitu:
Terdapat beberapa jenis grafik yaitu :
Grafik garis atau diagram garis dipakai untuk menggambarkan data berkala. Grafik garis dapat berupa grafik garis tunggal maupun grafik garis berganda.
Grafik batang pada dasarnya sama fugsinya dengan grafik garis yaitu untuk menggambarkan data berkala. Grafik batang juga terdiri dari grafik batang tunggal dan grafik batang ganda.
Grafik lingkaran lebih cocok untuk menyajikan data cross section, dimana data tersebut dapat dijadikan bentuk prosentase.